Diconic

ELEARNING DAN ROI, APAKAH BALIK MODAL?

Seberapa spesial hubungan ROI dan E-Learning? Pertanyaannya mungkin terlalu dramatis, tapi tidak ada salahnya apabila kita coba analisis antara keduanya. Bukan se-spesial apa yang akan dibahas, namun yang bagaimana pengaruh e-learning terhadap ROI serta bagaimana pandangan perusahaan terhadap benefit yang akan didapatkan perusahaan jika menggunakan jasa e-learning.

Pertama, kita akan coba pahami ROI terlebih dahulu. ROI (Return On Invesment) Menurut Munawir (1195:89) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

            Kedua, mari kita pahami tentang SDM. Sinurat (2008) mengatakan bahwa “sumber daya manusia adalah satu-satunya sumber daya perusahaan yang memiliki kekuasaan untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya yang lain dalam organisasi. Sumber daya manusia adalah satu-satunya sumber daya   yang memiliki kekuasaan untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya sendiri”. Dari pernyataan tersebut saya berasumsi bahwa peran sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusaia adalah hal penting dilakukan oleh perusahaan.

Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibutuhkan biaya yang tidak sedikit baik mengundang mentor/trainer ataupun dalam menyiapkan hal-hal lain yang mendukung sebuah pelatihan, terlebih kebutuhan pelatihan dilakukan tidak hanya satu kali tapi berkelanjutan. Hal ini yang menyebabkan seringkali biaya pelatihan jadi membengkak.

Teknologi yang berkembang pesat dapat kita manfaatkan untuk mengatasi hal ini. Teknologi tentu bertujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Berbicara tentang teknologi yang berkaitan dengan pelatihan, ada metode pembelajaran yang dikenal dengan e-learning. Mengapa e-learning? Beberapa situs seperti elearningindustry.com dan learndash.com, menyarankan bahwa e-learning adalah masa depan yang membuat pengembangan SDM dapat menjadi ekonomis dan efisien. Satu point yang saya garis bawahi dari pertanyataan mereka bawa pengguanaan e-learning itu cost efective. Perusahaan mengeluarkan biaya yang besar melalui sistem pembelajaran konvensional. Biasanya, uang dihabiskan untuk trainer dan pergantian karyawan, penyewaan ruangan kelas, penyewaan infrastruktur, biaya pelatih per jam dan biaya kertas dan dokumentasi.

E-Learning tidak hanya lebih murah tapi juga lebih ramah lingkungan. Dalam hal biaya, bisnis tidak lagi harus dihabiskan untuk penyewaan kelas & infrastruktur yang menunjang adanya suatu pelatihan. Biaya pelatih hanya dibebankan satu kali karena bahan yang sama dapat digunakan kembali untuk beberapa batch peserta didik. Akhirnya, karena semua modul pelatihan dalam format digital baik melalui komputer ataupun perangkat mobile, maka konsumsi kertas berkurang secara signifikan.

Dunia memang terus berubah dengan cepat dan, sayangnya, perubahan seringkali terasa sangat menyakitkan! Bagaimana organisasi dapat mendukung karyawan melalui transisi ini secara lebih efektif? Apa sajakah pertimbangan untuk intervensi yang berhasil? Salah satunya adalah e-learning.

Kembali ke bahasan utama, bagaimana melibatkan ROI dalam mempertimbangkan penggunaan E-Learning dalam perusahaan. Setelah kita sedikit membahas mengenai ROI dan SDM. Coba kita lihat bagaimana perhitungan secara matematis antara keduanya, dengan mengguanakan contoh kasus berikut ini:

Contoh kasus:

Sebuah perusahaan kuliner Jakarta Dely menginvestasikan dana awal sebesar 100juta. Di bulan pertama Jakarta Dely mendapatkan laba bersih senilai 10juta.

Namun, karena pemilik perusahaan menilai bahwa apabila kualitas pekerjanya ditingkatkan akan mendapat keuntungan lebih dari itu. Dan di asumsikan bahwa laba yang akan di peroleh secara berkala jika dilakukan pelatihan terhadap pekerjanya adalah dua kali lipat dari laba bulan pertama.

 

Tentukan ROInya

(10jt/100jt)x100%= 10% jadi ROI nya adalah 10%

(20jt/100jt)x100%= 20% jadi ROI nya adalah 20%

 

Selanjutnya tinggal kita analisis biaya yang dikeluaran untuk melakukan pelatihan tersebut. Dengan menggunakan pelatihan konvensional dan dengan metode e-learning. Setelah membandingkan ROI nya kita akan mendapat hasilnya. Dan keputusan ada di tangan anda. Perhitungan diatas adalah estimasi Jakarta Dely saat menginvestasikan dananya kepada pelatihan. Transisi yang dilakukan dari pelatihan konvensional ke e-Learning tentu akan terasa menyakitkan di awal karena besar biaya yang akan di keluarkan. Akan tetapi, beban tersebut hanya dibebankan di awal karena adanya pembuatan konten dan sistem. Sementara itu jika sistem dan konten e-Learning sudah jadi, maka Jakarta Dely hanya tinggal melaksanakan pelatihan tersebut tanpa ada biaya lagi yang dikeluarkan. Oleh karena itu, bertransisi ke e-Learning adalah sebuah pilihan yang bijaksana dan bukti kesiapan ada untuk menghadapi masa depan.

 

Anda dapat request password ke ide@diconic.co.id untuk mendapatkan akses ke portfolio diconic. Anda dapat mempelajari sistem yang kami bangun dan mulai mempertimbangkan pengintegrasian e-Learning ke perusahaan anda.