Diconic

Mengapa Implementasi Elearning di Organisasi Saya Gagal?

Dalam beberapa dekade terakhir, elearning menjadi trend baru dalam perilaku belajar manusia seiring perkembangan dunia teknologi dan internet. Banyak organisasi mengaku mampu meningkatkan keterlibatan karyawan dan mengurangi biaya training karyawan setelah proses transformasi training mereka dari inhouse training ke digital learning. Bahkan data 2017 menyebutkan bahwa IBM mampu menghemat $200 Juta untuk kebutuhan trainingnya setelah mengadopsi elearning.

Akan tetapi, layaknya dua sisi mata pedang yang tajam, dimana terjadi keberhasilan pasti ada kegagalan. Ditemukan juga kegagalan implementasi elearning dalam beberapa kasus. Untuk itu, beberapa faktor berikut perlu Anda pertimbangkan jika Anda tidak ingin organisasi Anda gagal dalam mengimplementasikan elearning.

Faktor-faktor tersebut adalah:

  1. Keselarasan dengan Kebutuhan Bisnis.
  2. Komunikasi
  3. Keterampilan Implementasi
  4. Proses Implementasi
  5. Komitmen Manajemen
  6. Skalabilitas
  7. Dukungan dan Pusat Bantuan
  8. Teknologi

Mari kita bahas satu persatu:

 

Keselarasan dengan kebutuhan bisnis

Untuk melakukan pergeseran dari inhouse training ke digital learning, ada banyak proses yang harus dilalui, diantaranya adalah:

#1. Identifikasi Kebutuhan

Pendekatan “One Size Fits All” mungkin tidak cocok untuk organisasi Anda yang memiliki banyak divisi atau departemen, Anda harus benar-benar menganalisa sejauh mana kebutuhan elearning/Traning yang di butuhkan oleh perusahaan Anda melalui TNA (Training Need Analysis).

4 pertanyaan ini bisa Anda pertimbangkan untuk menganalisa kebutuhan Anda:

  1. Apa masalah yang sedang organisasi Anda hadapi?
  2. Seberapa besar masalahnya?
  3. Apakah elearning bisa menjadi solusi untuk masalah tersebut?
  4. Lalu apa saja hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?

#2. Tentukan Tujuan

Untuk merancang tujuan Anda, Anda bisa gunakan beberapa pertanyaan berikut:

  1. Mengapa tujuan-tujuan ini penting?
  2. Apakah kita membutuhkan strategi jangka pendek atau jangka Panjang?
  3. Apakah tujuan departemen selaras dengan visi organisasi/perusahaan?
  4. Bagaimana kita bisa mencapai tujuan tersebut?

#3. Tentukan bagaimana elearning akan dievaluasi, termasuk Analisa ROI

Hal paling krusial dalam sebuah investasi adalah Return of Investment (ROI), maka perlu adanya kejelasan bagaimana dan pendekatan apa yang bisa digunakan untuk mengukur efektifitas penerapan elearning sehingga ROI dan objektif yang ingin di capai bisa tercapai dengan baik.

Anda bisa menggunakan data-data reporting seperti Statistik Penggunaan, course completion, waktu yang di gunakan, Hasil assessment, dan sebagainya. Laporan-laporan tersebut akan membantu Anda dalam mengkalkulasi ROI dari investasi Anda.

Ada 3 matriks kunci yang bisa Anda gunakan dalam tahap ini diantaranya adalah:

  1. Employee Engagement
  2. Knowledge Acquisition
  3. Behavior Change

#4. Pastikan ini adalah investasi yang aman

Untuk memastikan bahwa ini adalah investasi yang aman bahkan menguntungkan, Anda juga harus memperisapkan ceklis mengenai:

  1. Latar Belakang masalah yang menjadi Big Problem di perusahaan Anda
  2. Apa solusi yang di tawarkan?
  3. Apakah solusi tersebut bermanfaat untuk departemen lainnya juga?
  4. Proses apa saja yang akan terpengaruh dan harus berubah ketika elearning diterapkan?
  5. Apa persyaratannya?
  6. Apa risikonya?
  7. Bagaimana efektifitas atau tingkat kesusksesan akan di ukur?
  8. Bagaimana rencana implementasinya?

Ketika Anda melihat Big Picture dari masalah departemen Anda, maka Anda juga harus mempertimbangkan departemen lainnya sehingga investasi di bidang elearning akan selaras dengan visi organisasi dan mampu meningkatkan value organisasi Anda.

 

Komunikasi

Sebagai L&D Anda tak hanya berkewajiban merancang strategi elearning dan kurikulumnya, Anda juga di tuntut menjadi seorang “marketer” yang merancang bagaimana nanti implementasi di lakukan dan pola komunikasi untuk meningkatkan awareness akan adanya program elearning dan meningkatkan engagement karyawan Anda.

Anda bisa menggunakan strategi Gamifikasi misalnya seperti poin, leaderboard dan badge yang nantinya bisa ditukar dengan reward tertentu untuk meningkatkan ketertarikan karyawan terhadap program tersebut.

Selain itu, untuk meningkatkan awareness Anda bisa menggunakan video pada e-poster dan media lainnya di kantor Anda.

 

Keterampilan Implementasi

Sebelum melakukan implementasi pada elearning, sudahkah Anda menyiapkan tenaga-tenaga terampil untuk menangani teknologi dan merancang kurikulum untuk elearning Anda?

Anda haru mempersiapkan tenaga untuk menjadi Team Leader, Manager, Curriculum Eningeer, Content Creator dan lainnya.

Untuk Content Creator, Anda juga bisa memanfaatkan jasa elearning developer Indonesia yang memiliki track record dan portofolio yang baik, misalnya Diconic.

 

Proses implementasi

Jika Anda menyimak poin pertama mengenai Keselarasan dengan Tujuan Organisasi maka Anda tak perlu lagi kesulitan dalam hal ini.

Implementasi elearning yang baik meliputi banyak aspek diantaranya adalah sesuai dengan pendekatan Pedagogy, Pertimbangan terhadap regulasi perusahaan seperti Change Management, Risk Management dan sebagainya, Teknologi yang sesuai kebutuhan, goals yang jelas, talent yang memadai dan juga proses evaluasi nantinya.

 

Komitmen Manajemen

Sebuah program yang sukses diperlukan komitmen dari para stakeholdernya. Ini berguna untuk meminimalisir dan mengantisipasi terjadinya risiko di kemudian hari dengan pembuatan berbagai regulasi sebagai penunjangnya.

 

Skalabilitas

Skalabilitas dan ketangguhan sistem juga harus di pertimbangkan dari awal, karena konten dan teknologi yang kaku akan sangat sulit di update jika di suatu hari terjadi perubahan regulasi, materi, manajemen atau perubahan lainnya yang mempengaruhi system dan konten elearning Anda.

 

Dukungan dan Pusat Bantuan

Penerapan teknologi baru tentu saja juga sedikit mengubah pola kerja bahkan menambah beban kerja karyawan karena harus beradaptasi dengan teknologi tersebut. Untuk itu Dukungan dan Pusat Bantuan menjadi faktor penting bagi kesuksesan penerapan elearning.

Untuk itu Anda juga harus merencanakan pelatihan-pelatihan dasar penggunaan teknologi elearning tersebut dan menyediakan pusat bantuan jika terjadi masalah.

 

Teknologi

Ada lebih dari 700 produk LMS yang ada di pasaran yang kesemuanya menawarkan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk itu Anda harus mempertimbangkan baik-baik.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seperti Apakah Anda ingin LMS dengan konsep SaaS atau installed LMS di server milik perusahaan Anda sendiri? Bagaimana dengan mobile accessnya? Apakah tampilannya user friendly? Bagaimana dengan sistem reporting-nya? Dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

 

Kesimpulan

Keseriusan dari tim Anda dalam penerapan elearning menjadi faktor kunci, sehingga Anda dituntut mampu menganalisa dengan baik kebutuhan bisnis Anda untuk kemudian mengadopsi elearning dengan strategi yang tepat.

Analisa yang matang baik dari sisi learner juga menjadi faktor kunci lainnya sehingga strategi elearning yang Anda terapkan mampu diserap dengan baik oleh karyawan Anda.

Dengan begitu Anda mampu membangun regulasi yang tepat untuk penerapan jangka Panjang di organisasi Anda dan menghindari kegagalan investasi.

 

Berikut kami sajikan infografis mengenai artikel ini.


infografis-mengapa-implementasi-elearning-di-organisasi-saya-gagal

Sumber :

https://www.aoc.co.uk/sites/default/files/Why_Elearning_Projects_Fail.pdf

https://learning.linkedin.com/content/dam/me/learning/EMW/lil-4-steps-successful-elearning-guide.pdf