Diconic Play your imagination beyond the boundaries

Agustus 2, 2022

4 Manfaat Gamifikasi Dalam Pelatihan Penjualan

Filed under: E-Learning — diconic @ 3:29 pm

4 Manfaat Gamifikasi Dalam Pelatihan Penjualan

 

  1. Peningkatan Kolaborasi

Gamifikasi akan meningkatkan kolaborasi antar pekerja. Kolaborasi diperlukan untuk lingkungan kerja yang sehat untuk meningkatkan produktivitas. Gamifikasi mencapai ini dengan memberikan rasa persaingan di antara karyawan. Ketika karyawan bersaing satu sama lain, mungkin ada yang berkinerja terbaik, dan yang berkinerja rendah mungkin terinspirasi untuk meningkatkannya. Hal ini membuat mereka meminta saran dan bantuan dari para top performer.

  1. Keterlibatan

Keterlibatan di tempat kerja diperlukan bagi karyawan untuk mencapai kinerja terbaik mereka. Menurut laporan tempat kerja Gallup State of the American, 70% karyawan mengatakan bahwa mereka merasa tidak terikat saat bekerja. Karena gamifikasi menciptakan rasa persaingan, itu menciptakan kegembiraan, dan itu menginspirasi.

  1. Mempelajari CRM (Customer Relationship Management)

Gamifikasi adalah cara yang menyenangkan bagi karyawan baru untuk beradaptasi dengan CRM yang kompleks. Beradaptasi dengan CRM dan menggunakannya secara efisien adalah kunci untuk menjadi tenaga penjualan terbaik. Anda dapat mengintegrasikan Gamifikasi ke dalam CRM itu sendiri; ada tab di mana Anda dapat melihat semua poin Anda untuk menggunakan alat CRM. Anda tidak akan lagi memiliki alasan untuk tidak menggunakan CRM jika Anda ingin tampil di papan peringkat, karena hanya dengan begitu Anda dapat memamerkan pencapaian Anda.

  1. Menyenangkan

Bagian terpenting dari Gamifikasi adalah membuat pekerjaan menjadi menyenangkan. Orang bahkan mungkin sedikit terobsesi dengan gamifikasi, seperti yang mereka lakukan saat bermain game.

April 14, 2022

Kelebihan Kegiatan Belajar dan Mengajar Dengan Metode E-Learning Bagi Peserta Belajar

Filed under: E-Learning — diconic @ 9:07 am

Kelebihan Kegiatan Belajar dan Mengajar Dengan Metode E-Learning Bagi Peserta Belajar

Dengan metode e-learning, peserta belajar dapat memilih dan menentukan lingkungan belajarnya sendiri secara mandiri.Selain itu dengan e-learning dapat mengurangi hambatan geografis yaitu berkaitan dengan ketersediaan ruang kelas. Hal ini pun dapat mengurangi biaya transportasi.

Akan tetapi tidak berarti bahwa e-learning sempurna, e-learning juga memiliki beberapa kekurangan dan hambatan. Yaitu ketersediaan jaringan internet yang dapat menentukan kelancaran proses belajar dan mengajar dengan metode e-learning. Selain itu, dapat menyebabkan kurangnya pengembangan keterampilan komunikasi pada peserta belajar.

Pertimbangan utama mengenai e-learning adalah bagaimana peserta belajar mendapatkan konten yang relevan, mudah diakses dan fleksibel. Maka e-learning harus dapat memenuhinya dengan model pembelajaran yang sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan peserta belajar.

Berikut ini adalah kelebihan dari kegiatan belajar dan mengajar dengan metode e-learning :

  • Metode e-learning dapat dilakukan secara mandiri, di mana saja dan kapan saja.
  • E-learning dapat memberikan akses ke konten eksklusif, produktif, terbaru, dan aksesibilitas terbuka, aman dan bebas gangguan.
  • E-learning dapat tersinkron dengan model pembelajaran modern dan diperbaharui dengan tren saat ini.
  • Dalam pembelajaran konvensional bisa ditemukan penundaan kelas, tetapi dalam e-learning tidak ada penundaan kelas. E-learning menyediakan ruang belajar yang cepat dan eksklusif.
  • Skala pembelajaran, konten dan durasi yang diambil dapat diukur dan disesuaikan. Hal ini dapat memberikan lingkungan belajar yang nyaman.
  • Pemaparan materi dalam e-learning dilakukan secara konsisten, serta memberikan kenyamanan dalam memberikan input, hasil dan memiliki koordinasi yang tinggi.
  • Pembelajaran dengan metode e-learning dapat dikatakan lebih murah karena tidak membutuhkan banyak biaya seperti biaya infrastruktur, alat tulis, biaya pejalanan, dan lain-lain, pembiayaan dapat berkurang.
  • Efektivitas transfer materi pada e-learning cukup tinggi dan kuat karena informasi yang disampaikan mudah dipahami dan diserap. Audio dan visual yang ditampilkan juga membantu dalam memahami materi untuk waktu yang lebih lama. Selain itu, pemaparan materi juga telah disiapkan dan direncanakan dengan baik sebelum diakses peserta belajar.
  • Dalam e-learning, peserta didik dapat mengulang kembali atau mengambil kelas yang terlewat dengan mudah.

September 5, 2018

Bagaimana Elearning Berperan Dalam Proses Pembelajaran?

Filed under: E-Learning — Tag: — diconic @ 1:19 pm

Bagaimana Elearning Berperan Dalam Proses Pembelajaran?

Zaman selalu berkembang setiap waktu dan teknologi pun tidak pernah absen memberikan sesuatu yang baru untuk kehidupan. Teknologi sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Teknologi sangat membantu dalam mempermudah setiap puing aktifitas manusia, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Peran teknologi dewasa ini, tidak dapat kita abaikan begitu saja. Sedikit demi sedikit, teknologi memengaruhi proses kegiatan belajar mengajar. Jika dahulu, pembelajaran cenderung menggunakan metode konvensional, yaitu pembelajaran yang yang dilakukan berhadapan seperti training in house.

Namun seiring berjalannya waktu, kegiatan belajar mengajar mulai bergeser pada konsep yang melibatkan teknologi dalam pengaplikasiannya, atau lebih kita kenal dengan sebutan e-learning (elektronic learning). Pada tulisan sebelumnya, telah disampaikan mengenai apa itu e-learning dan bagaimana elearning di terapkan dalam sebuah perusahaan. Kali ini, akan dibahas lebih spesifik mengenai bagaimana elearning berperan dalam kegiatan pembelajaran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita analisis bagaimana e-learning ini bekerja dan kontribusi apa yang diberikan e-learning.

Penerapan elearning dalam dunia pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan. Penerapan elearning harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di mana elearning itu di terapkan (baik itu disekolah atau di sebuah perusahaan). Seperti yang kita ketahui pada pembahasan sebelumnya, elearning dapat berperan sebagai supplement, complement atau replacement, bergantung pada kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketika kita telah mengetahui dan menentukan berperan sebagai apa e-learning yang akan diterapkan, kita dapat lebih mudah dalam meralisasikan penerapan e-learning itu sendiri. Tentunya, dengan harapan tujuan yang di targetkan dapat tercapai dengan maksimal. Berikut ini, merupakan prinsip penerapan elearning yang dapat menjadi alasan mengapa kita perlu menerapkan e-learning, seperti yang dijelaskan oleh Littlejohn dan Pegler (2007 : 12-14) yaitu:

 

Personalisasi

Penggunaan elearning memungkinkan peserta didik dapat belajar sesuai dengan pencapaiannya sendiri berdasarkan minat dan kebutuhan belajarnya.

Keamanan

Setiap orang pasti mendambakan setiap sumber dan hasil belajarnya yang bermakna dapat disimpan dengan aman. Dalam elearning, salah satu aktifitas yang ditawarkan adalah sistem untuk menyimpan data atau dokumen berupa catatan tugas dan ujian dengan aman pada server.

Belajar mandiri

Elearning mengijinkan para peserta didik untuk meninjau kembali materi sesering yang mereka inginkan.

Tracking

Dengan menggunakan e-learning, memungkinkan pendidik melakukan penggalian aktivitas yang dilakukan peserta didik baik individu maupun kelompok, meliputi penggunaan waktu dan bantuan serta tugas yang berhasil diselesaikan.

Aplikasi pihak ke tiga

Penggunaan teknologi komputer yang dilengkapi internet serta aplikasinya menjadi senjata yang ampuh untuk mengembangkan materi yang menarik.

 

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa peran e-learning dalam sebuah pembelajaran sangatlah penting. E-learning membantu karyawan dalam mempermudah memahami setiap materi training yang disampaikan. E-learning juga memberikan kesan belajar yang baru bagi karyawan, sehingga karyawan lebih tertarik untuk belajar lebih banyak lagi. Namun demikian, e-learning akan memberikan kontribusi lebih jika prinsip-prinsip diatas dijalankan dengan baik.

 

Agustus 9, 2018

Mengapa Implementasi Elearning di Organisasi Saya Gagal?

Filed under: E-Learning — diconic @ 10:18 am

Mengapa Implementasi Elearning di Organisasi Saya Gagal?

Dalam beberapa dekade terakhir, elearning menjadi trend baru dalam perilaku belajar manusia seiring perkembangan dunia teknologi dan internet. Banyak organisasi mengaku mampu meningkatkan keterlibatan karyawan dan mengurangi biaya training karyawan setelah proses transformasi training mereka dari inhouse training ke digital learning. Bahkan data 2017 menyebutkan bahwa IBM mampu menghemat $200 Juta untuk kebutuhan trainingnya setelah mengadopsi elearning.

Akan tetapi, layaknya dua sisi mata pedang yang tajam, dimana terjadi keberhasilan pasti ada kegagalan. Ditemukan juga kegagalan implementasi elearning dalam beberapa kasus. Untuk itu, beberapa faktor berikut perlu Anda pertimbangkan jika Anda tidak ingin organisasi Anda gagal dalam mengimplementasikan elearning.

Faktor-faktor tersebut adalah:

  1. Keselarasan dengan Kebutuhan Bisnis.
  2. Komunikasi
  3. Keterampilan Implementasi
  4. Proses Implementasi
  5. Komitmen Manajemen
  6. Skalabilitas
  7. Dukungan dan Pusat Bantuan
  8. Teknologi

Mari kita bahas satu persatu:

 

Keselarasan dengan kebutuhan bisnis

Untuk melakukan pergeseran dari inhouse training ke digital learning, ada banyak proses yang harus dilalui, diantaranya adalah:

#1. Identifikasi Kebutuhan

Pendekatan “One Size Fits All” mungkin tidak cocok untuk organisasi Anda yang memiliki banyak divisi atau departemen, Anda harus benar-benar menganalisa sejauh mana kebutuhan elearning/Traning yang di butuhkan oleh perusahaan Anda melalui TNA (Training Need Analysis).

4 pertanyaan ini bisa Anda pertimbangkan untuk menganalisa kebutuhan Anda:

  1. Apa masalah yang sedang organisasi Anda hadapi?
  2. Seberapa besar masalahnya?
  3. Apakah elearning bisa menjadi solusi untuk masalah tersebut?
  4. Lalu apa saja hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?

#2. Tentukan Tujuan

Untuk merancang tujuan Anda, Anda bisa gunakan beberapa pertanyaan berikut:

  1. Mengapa tujuan-tujuan ini penting?
  2. Apakah kita membutuhkan strategi jangka pendek atau jangka Panjang?
  3. Apakah tujuan departemen selaras dengan visi organisasi/perusahaan?
  4. Bagaimana kita bisa mencapai tujuan tersebut?

#3. Tentukan bagaimana elearning akan dievaluasi, termasuk Analisa ROI

Hal paling krusial dalam sebuah investasi adalah Return of Investment (ROI), maka perlu adanya kejelasan bagaimana dan pendekatan apa yang bisa digunakan untuk mengukur efektifitas penerapan elearning sehingga ROI dan objektif yang ingin di capai bisa tercapai dengan baik.

Anda bisa menggunakan data-data reporting seperti Statistik Penggunaan, course completion, waktu yang di gunakan, Hasil assessment, dan sebagainya. Laporan-laporan tersebut akan membantu Anda dalam mengkalkulasi ROI dari investasi Anda.

Ada 3 matriks kunci yang bisa Anda gunakan dalam tahap ini diantaranya adalah:

  1. Employee Engagement
  2. Knowledge Acquisition
  3. Behavior Change

#4. Pastikan ini adalah investasi yang aman

Untuk memastikan bahwa ini adalah investasi yang aman bahkan menguntungkan, Anda juga harus memperisapkan ceklis mengenai:

  1. Latar Belakang masalah yang menjadi Big Problem di perusahaan Anda
  2. Apa solusi yang di tawarkan?
  3. Apakah solusi tersebut bermanfaat untuk departemen lainnya juga?
  4. Proses apa saja yang akan terpengaruh dan harus berubah ketika elearning diterapkan?
  5. Apa persyaratannya?
  6. Apa risikonya?
  7. Bagaimana efektifitas atau tingkat kesusksesan akan di ukur?
  8. Bagaimana rencana implementasinya?

Ketika Anda melihat Big Picture dari masalah departemen Anda, maka Anda juga harus mempertimbangkan departemen lainnya sehingga investasi di bidang elearning akan selaras dengan visi organisasi dan mampu meningkatkan value organisasi Anda.

 

Komunikasi

Sebagai L&D Anda tak hanya berkewajiban merancang strategi elearning dan kurikulumnya, Anda juga di tuntut menjadi seorang “marketer” yang merancang bagaimana nanti implementasi di lakukan dan pola komunikasi untuk meningkatkan awareness akan adanya program elearning dan meningkatkan engagement karyawan Anda.

Anda bisa menggunakan strategi Gamifikasi misalnya seperti poin, leaderboard dan badge yang nantinya bisa ditukar dengan reward tertentu untuk meningkatkan ketertarikan karyawan terhadap program tersebut.

Selain itu, untuk meningkatkan awareness Anda bisa menggunakan video pada e-poster dan media lainnya di kantor Anda.

 

Keterampilan Implementasi

Sebelum melakukan implementasi pada elearning, sudahkah Anda menyiapkan tenaga-tenaga terampil untuk menangani teknologi dan merancang kurikulum untuk elearning Anda?

Anda haru mempersiapkan tenaga untuk menjadi Team Leader, Manager, Curriculum Eningeer, Content Creator dan lainnya.

Untuk Content Creator, Anda juga bisa memanfaatkan jasa elearning developer Indonesia yang memiliki track record dan portofolio yang baik, misalnya Diconic.

 

Proses implementasi

Jika Anda menyimak poin pertama mengenai Keselarasan dengan Tujuan Organisasi maka Anda tak perlu lagi kesulitan dalam hal ini.

Implementasi elearning yang baik meliputi banyak aspek diantaranya adalah sesuai dengan pendekatan Pedagogy, Pertimbangan terhadap regulasi perusahaan seperti Change Management, Risk Management dan sebagainya, Teknologi yang sesuai kebutuhan, goals yang jelas, talent yang memadai dan juga proses evaluasi nantinya.

 

Komitmen Manajemen

Sebuah program yang sukses diperlukan komitmen dari para stakeholdernya. Ini berguna untuk meminimalisir dan mengantisipasi terjadinya risiko di kemudian hari dengan pembuatan berbagai regulasi sebagai penunjangnya.

 

Skalabilitas

Skalabilitas dan ketangguhan sistem juga harus di pertimbangkan dari awal, karena konten dan teknologi yang kaku akan sangat sulit di update jika di suatu hari terjadi perubahan regulasi, materi, manajemen atau perubahan lainnya yang mempengaruhi system dan konten elearning Anda.

 

Dukungan dan Pusat Bantuan

Penerapan teknologi baru tentu saja juga sedikit mengubah pola kerja bahkan menambah beban kerja karyawan karena harus beradaptasi dengan teknologi tersebut. Untuk itu Dukungan dan Pusat Bantuan menjadi faktor penting bagi kesuksesan penerapan elearning.

Untuk itu Anda juga harus merencanakan pelatihan-pelatihan dasar penggunaan teknologi elearning tersebut dan menyediakan pusat bantuan jika terjadi masalah.

 

Teknologi

Ada lebih dari 700 produk LMS yang ada di pasaran yang kesemuanya menawarkan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk itu Anda harus mempertimbangkan baik-baik.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seperti Apakah Anda ingin LMS dengan konsep SaaS atau installed LMS di server milik perusahaan Anda sendiri? Bagaimana dengan mobile accessnya? Apakah tampilannya user friendly? Bagaimana dengan sistem reporting-nya? Dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

 

Kesimpulan

Keseriusan dari tim Anda dalam penerapan elearning menjadi faktor kunci, sehingga Anda dituntut mampu menganalisa dengan baik kebutuhan bisnis Anda untuk kemudian mengadopsi elearning dengan strategi yang tepat.

Analisa yang matang baik dari sisi learner juga menjadi faktor kunci lainnya sehingga strategi elearning yang Anda terapkan mampu diserap dengan baik oleh karyawan Anda.

Dengan begitu Anda mampu membangun regulasi yang tepat untuk penerapan jangka Panjang di organisasi Anda dan menghindari kegagalan investasi.

 

Berikut kami sajikan infografis mengenai artikel ini.


infografis-mengapa-implementasi-elearning-di-organisasi-saya-gagal

Sumber :

https://www.aoc.co.uk/sites/default/files/Why_Elearning_Projects_Fail.pdf

https://learning.linkedin.com/content/dam/me/learning/EMW/lil-4-steps-successful-elearning-guide.pdf

Februari 7, 2018

ANALISA KEBUTUHAN ELEARNING ANDA

Filed under: Uncategorized — Kiswanto Wirjadikarta @ 8:19 am

ANALISA KEBUTUHAN ELEARNING ANDA

Apakah perusahaan Anda membutuhkan elearning? Jika iya, apakah Anda telah mengetahui kebutuhan elearning yang seperti apa? Elearning sendiri sangat banyak sekali bentuknya. Untuk menganalis elearning seperti apa yang diinginkan, terlebih dahulu mari kita pahami mengani pembagian mengenai kebutuhan elearning secara umum.

Dalam buku yang berjudul “Elearning Teori dan Aplikasi’ yang ditulis oleh Dian Wahyuningsih, M.Pd dan Rakhmat Makmur” menjelaskan bahwa implementasi elearning berdasarkan kebutuhannya terbagi menjadi tiga yaitu:

  1. Pertama, Elearning memiliki fungsi sebagai supplement pada dimensi bentuk kegiatan belajar apabila digunakan sebagai tambahan bagi pembelajaran tatap muka. Dimana metode tatap muka masih mejadi bentuk utama dari kegiatan pembelajaran secara keseluruhan dan elearning digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar tersebut. Penggunaan elearning ini terintegrasi didalam pembelajaran tatap muka yang biasanya disebut pembelajaran difasilitasi web.
  2. Kedua, elearning berfungsi sebagai complement pada dimensi bentuk kegiatan belajar apabila digunakan untuk melengkapi pembelajaran tatap muka. Proporsi penggunaan elearning dengan pembelajaran tatap muka dapat seimbang yang biasanya disebut sebagai blended/hybrid learning. karena pada dasarnya baik elearning maupun pembelajaran tatap muka memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri, sehingga dapat saling melengkapi.
  3. Ketiga, elearning berfungsi sebagai replacement pada dimensi bentuk kegiatan belajar apabila digunakan sebagai pengganti pembelajaran tatap muka. Tujuannya untuk membantu peserta didik mengelola kegiatan pembelajaran sehingga dapat menyesuaikan dengan waktu dan aktivitas lainnya yang memiliki prioritas dan sama pentingnya.

 

Nah, setelah Anda menentukan kebutuhan elearning diatas, selanjutnya Anda tentukan konsep elearning apa yang Anda inginkan? Tentunya setelah Anda mempunyai sistem sebagai wadah untuk menyimpan elearning tersebut, yang dikenal dengan sebutan LMS (Learning Management System).

Seperti apakah bentuk elearning yang anda butuhkan?

  1. Real Video Shooting, yaitu tampilan dalam elearning Anda merupakan penjelasan langsung dari SME (Subject Matter Expert), output elearning dalam bentuk video.
  2. Animasi Video, yaitu video animasi yang mewakili SME untuk menyampaikan materi dengan berbagai konsep pembelajaran yang relevan dengan materi yang ingin disampaikan.
  3. Campuran, yaitu dengan menggabungkan video real dengan animasi.

Semua pilihan bergantung kepada Anda. Kami sebagai vendor siap melayani  setiap kebutuhan Anda. Selanjutnya, tentukan mengenai strategi apa yang tepat serta dapat mendukung tercapai tujuan dari diaksesnya elearning tersebut. Berikut beberapa strategi penyampaian yang digunakan dalam elearning:

  1. Storytelling
  2. Scenario Base
  3. Guided Learning
  4. Case Study
  5. Learning through Exploration and discovery (LEAD)

Diconic siap menyesuaikan beberapa strategi diatas dengan materi yang akan disampaikan.

Januari 26, 2018

Memahami Jasa Pembuatan Konten e-Learning

Filed under: E-Learning — Kiswanto Wirjadikarta @ 4:49 am

Memahami Jasa Pembuatan Konten e-Learning

Berbicara soal kebutuhan elearning di perusahaan, pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan bahwa secara garis besar terdapat dua aspek yaitu, kebutuhan akan sistem dan membutuhkan konten elearning. Pada tulisan sebelumnya juga telah dibahas mengenai sistem yang digunakan dalam elearning yaitu LMS (Learning Management System).

Pada tulisan ini, kita akan akan memfokuskan untuk membahas konten dalam elearning. Berkaitan dengan konten dalam elearning, kualitas merupakan suatu hal yang penting, bagaimana tidak? Elearning diakses oleh ratusan bahkan ribuan orang dengan kemampuan, pemahaman yang berbeda. Disanalah mengapa kualitas konten elearning yang baik mutlak diperlukan, agar dapat diterima oleh semua kalangan. Sehingga, proses pemahaman akan materi tersebut dapat berjalan dengan baik. Bentuk dari konten dalam elearning itu sendiri sangat banyak. Dimulai dari bentuk PDF, microlearning video, ebook, interactive content, online quiz, dan masih banyak lagi. Dengan melihat permintaan client beberapa waktu ini, konten yang berbentuk video interaktif sangat diminati, selain karena visualisasi yang menarik, tetapi juga karena interaktifitas di dalamnya, yang secara otomatis dapat menarik perhatian user untuk menyelesaikan kursus. Namun dalam menerapkan video intraktif ini juga tidak dapat dilakukan sembarangan, dibutuhkan pengerjaan yang teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Jadi, apa yang harus kita lakukan agar konten elearning ini, tetap terjaga kualitasnya? Searah dengan apa yang kami lakukan, dalam salah satu artikel di elearningindustry.com dijabarkan beberapa tips untuk menjaga kualitas dari konten elearning, yaitu sebagai berikut:

1.     Buat agar konten relevan dengan tujuan pembelajaran.

Untuk mencapai hal ini, pertama-tama kita harus mengidentifikasi tujuan pembelajaran dari sebuah kursus. Saat bekerja dengan klien, kami akan mengidentifikasi pengetahuan apa yang harus dipelajari atau dikuasai oleh peserta didik pada akhir kursus pembelajaran. Dengan menggunakan Taksonomi Bloom sebagai panduan, kita kemudian bisa menyusun strategi terbaik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka. Taksonomi Bloom menjadi acuan kami untuk menyusun strategi pembelajaran dengan menyesuaikan kompleksitas konten pembelajaran yang disusun dengan latar belakang disiplin ilmu, pengetahuan serta pengalaman calon user.  Dengan demikian, kontekstualitas konten pembelajaran terbangun dan dapat membantu user untuk memahami isi konten pembelajaran dengan lebih baik lagi.

2.     Jaga isi konten ringkas

User perlu memahami apa yang mereka butuhkan untuk lulus sebuah kursus dengan nilai yang baik. Dengan keterbatasan waktu yang user miliki untuk mengakses konten pembelajaran di sela-sela rutinitas mereka, tentu menjadi priorotas utama untuk membuat sebuah materi konten e-Learning ringkas dan mudah dipahami. Seperti yang pernah dikatakan Shakespeare, “Keringkasan adalah jiwa dari kecerdasan”. Saat menulis konten, cobalah untuk menyimpan blok teks seminimal mungkin. Hadir informasi dalam kelompok-kelompok pendek, dan jika mungkin disederhanakan menjadi poin-poin agar mudah dibaca. Jargon dan istilah yang terlalu teknis juga harus dihindari.

3.     Libatkan Pengguna

Agar peserta didik tertarik dengan konten Anda, cobalah untuk membuatnya terdengar familiar. Jika konten Anda dianggap terlalu teknis, atau seolah-olah dibacakan oleh mesin, Anda berisiko untuk kehilangan perhatian dari user yang mengakses konten materi yang sudah Anda buat. eLearning dimaksudkan untuk menjadi versi yang disempurnakan secara elektronik dari apa yang akan disampaikan secara langsung oleh Trainer. Kita dapat bermain dengan kreatifitas untuk membuat konten elearning menjadi lebih menarik lagi, misal dengan menggunakan cerita, ilustrasi, games dan masih banyak lagi. Namun, jangan teralihkan dengan mencoba memaksa terlalu banyak lelucon ke konten Anda dan melupakan tujuan pembelajaran! Juga, gunakan contoh yang relevan dengan industri atau lingkungan user. Contohnya, Dalam kursus tentang keselamatan di tempat kerja, studi kasus yang disajikan akan sangat berbeda antara perusahaan konstruksi dan perbankan.

4.     Koreksi.

Konten yang penuh dengan kesalahan ejaan, kesalahan gramatikal atau informasi yang salah dapat memberikan citra buruk pada sebuah organisasi, dan dapat mengalihkan perhatian user. Lebih buruk lagi, kesalahan informasi tersebut dianggap benar oleh user dan meyakininya. Seluruh kursus yang diberikan akan sia-sia dan membiarkan peserta didik berada dalam posisi yang lebih buruk karena terbangunnya pengetahuan yang salah.

 

 

Dengan memperhatikan beberapa aspek di atas, konten elearning dapat dikatakan berkualitas. Karena, jika kita membahas mengenai elearning, jauh lebih baik ringkas dan tetap relevan dengan tujuan pembelajaran terukur, pada akhirnya akan menguntungkan pelajar. Empat poin diatas dapat menjadi acuan bagi Anda untuk memilih vendor penyedia konten e-Learning yang tepat. Anda dapat meminta portofolio elearning yang dapat diakses langsung oleh Anda dari calon vendor agar Anda dapat melakukan penilaian awal terhadap kemampuan calon Vendor tersebut dalam membuat konten e-Learning, apakah sudah memenui kriteria konten elearning yang dibutuhkan oleh perusahaan Anda.

Semoga artikel ini dapat membantu Anda untuk memilih vendor yang tepat sebagai penyedia konten e-Learning. Jika Anda berminat untuk mengakses e-Portofolio dari DICONIC anda dapat mengirimkan request melalui email di ide@diconic.co.id . Semoga kita dapat bekerja sama.

Januari 23, 2018

Memahami Kebutuhan Elearning di Perusahaan Anda

Filed under: E-Learning — Kiswanto Wirjadikarta @ 6:22 am

Memahami Kebutuhan Elearning di Perusahaan Anda

Penting bagi user untuk dapat membedakan apakah yang mereka butuhkan adalah sebuah sistem yang memungkinkan teraplikasikannya elearning di perusahaannya ataukah yang dibutuhkan adalah konten materi pelatihan tertentu yang dibutuhkan terkait dengan pekerjaan yang tengah dilakukan?

Saya mau pakai e-learning di perusahaan saya, tapi harus mulai dari mana? Apa saja yang dibutuhkan? 2 pertanyaan di atas adalah 2 hal yang paling sering ditanyakan oleh calon customer Diconic ketika mereka menanyakan service yang kami tawarkan yaitu jasa pembuatan e-Learning. Perlu potential customer ketahui, ada 2 hal penting yang perlu dimengerti ketika anda mencari Jasa Pembuatan e-Learning kepada Vendor yang menyanggupi. Pertama, Anda tahu apa yang dibutuhkan, apakah yang anda cari adalah sebuah sistem bagi calon user untuk mengakses materi pelatihan online ataukah yang Anda cari adalah Konten yang berupa materi-materi pelatihan dalam bentuk media interaktif digital yang disiapkan oleh para Expert agar potential user dapat memahami konten pelatihan tersebut.

Jika perusahaan Anda belum pernah mengimplementasikan e-learning dan semua pelatihan karyawan di perusahaan Anda bersifat face to face meeting sebelumnya, bisa jadi Anda membutuhkan sebuah sistem pembelajaran digital melalui Learning Management System atau LMS. LMS biasanya berbasis website atau kini banyak tersedia dalam bentuk Mobile Apps yang memungkinkan dapat diakses melalui smartphone. Di LMS ini, anda dapat mengupload materi-materi pelatihan dalam bentuk digital berupa PDF, microlearning video, e-book, interactive content, online quiz dan masih banyak lagi. LMS dapat berfungsi juga sebagai sistem administrasi dari sebuah pembelajaran online. Oleh karena itu, sistem ini memungkinkan admin untuk mengontrol pembelajaran yang tengah berlangsung mulai dari partisipasi, tracking, dan menerima hasil laporan dari pembelajaran online yang disiapkan. Jadi efektif tidaknya implementasi elearning didalam sebuah perusahaan, dapat dipantau melalui LMS.

Investasi LMS pun ada berbagai macam, tergantung penawaran yang diberikan oleh Vendor antara lain Bundling dan Pay per Active User. Untuk LMS yang bersifat installed biasanya memberikan tawaran investasi yang bersifat bundling karena service yang ditawarkan meliputi installasi LMS di sistem informasi klien dan maintenance. Installed LMS biasanya tidak disertai dengan fitur mobile atau bisa jadi penawaran diberikan terpisah. Disisi lain, ada juga penawaran yang meminta klien hanya membayar jumlah user aktif saja dalam periode tertentu, biasanya LMS ini adalah tipe cloud jadi tidak diperlukan lagi investasi hardware seperti server. Penawaran harga yang diberikan dalam bentuk range user yang aktif berkisar antara 25 – 500 orang. Penagihan dapat dilakukan per bulan atau per tahun.

Kebutuhan LMS dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dapat bervariasi, mengingat setiap perusahaan punya kebijakan dan karakter yang berbeda-beda. Di tahun 2018 ini, kemudahan akses menjadi pertimbangan utama dalam penambahan fitur di LMS. Permintaan fitur mobile pun meningkat di tahun 2017 dan berlangsung hingga awal 2018. Kemudahan akses internet dan meningkatnya pengguna smartphone di kalangan karyawan bahkan collar blue workers menjadi momen yang tepat untuk mengintegrasikan pembelajaran digital melalui mobile. Semakin banyak platform LMS yang menawarkan fitur ini dan dengan harga yang terjangkau. Anda dapat mengakses preview LMS dari DICONIC untuk mendapatkan user experience melakukan mobile learning dengan strategi pembelajaran yang interaktif.

Untuk pembahasan mengenai konten elearning akan kita lanjutkan pada artikel berikutnya. Terima kasih

Oktober 26, 2017

MENGETAHUI LEBIH DALAM TENTANG JASA PEMBUATAN ELEARNING

Filed under: E-Learning — Kiswanto Wirjadikarta @ 6:35 am

MENGETAHUI LEBIH DALAM TENTANG JASA PEMBUATAN ELEARNING

Dewasa ini banyak perusahaan mulai menyadari e-learning adalah solusi pengembangan SDM yang dapat diperhitungkan. Tak hanya sekedar menghemat biaya pelatihan, tapi e-learning memberikan banyak manfaat lainnya seperti fleksibilitas waktu pelatihan, kemudahan akses dan kemudahan mengontrol pelatihan di dalam sebuah perusahaan. Akan tetapi, ketika sebuah perusahan baru memulai sebuah transisi dari training konvensional di dalam kelas menjadi e-learning, tentu anda akan menemui banyak kebingungan. Anda tidak perlu khawatir, artikel ini akan membantu anda memahami mengenai alur penerapan e-learning dalam sebuah perusahaan.

Dalam jasa pembuatan e-learning biasanya terdapat 2 penawaran, yaitu pembuatan konten berupa modul pembelajaran dan pembuatan web Learning Management System (LMS) sebagai wadah untuk mengakses modul e-learning. Jika perusahaan anda belum pernah mengaplikasikan e-learning, maka bisa jadi anda akan membutuhkan keduanya. Anda bisa saja membuat konten modul e-learning paling terbaik sedunia, tapi jika tidak ada user yang bisa mengakses modul elearning tersebut maka bisa jadi percuma. LMS adalah layanan berupa website yang memungkinan user untuk mengakses module e-learning yang telah dibuat. Tidak hanya sebagai wadah, LMS juga memungkinkan anda untuk mengontrol penggunaan e-learning di dalam sebuah perusahaan atau instansi. Kontrol yang dimaksud berupa laporan terhadap siapa saja yang telah mengakses e-learning, memberikan peringatan bagi yang belum mengakses, termasuk memberikan penilaian terhadap hasil tes yang dikerjakan oleh user. LMS masa kini juga didukung oleh teknologi cloud sehingga dapat diakses secara mobile melalui telepon genggam anda. Jadi konten modul e-learning yang telah dibuat dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Dengan demikian, penyerapan penggunaan e-learning diantara karyawan dapat dioptimalkan.

Ketika kita berbicara mengenai pembuatan konten e-learning. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam sebuah proyek pelatihan dengan menggunakan e-learning, seperti Subject Matter Expert, Tim Developer dan End User. Mari kita mulai dari pihak pertama yaitu Subject matter Expert (SME). SME biasanya adalah representasi dari perusahaan yaitu pengampu materi yang menguasai suatu materi tertentu yang akan dibuat menjadi sebuah konten e-learning. SME bisa jadi seorang tim ahli dari sebuah perusahaan yang memahami seluk-beluk dari sebuah konten pembelajaran yang akan disampaikan menjadi sebuah e-learning. Perlu diingat, SME bukan berarti seseorang yang ahli dalam membuat e-Learning, tapi SME adalah seorang ahli di ranah materi atau konten yang akan disampaikan. Seorang SME akan menyusun sebuah materi pelatihan berikut durasi dari sebuah pelatihan tersebut. SME juga akan mempersiapkan sebuah materi test untuk mengukur pemahaman user terhadap konten yang disampaikan. Akan tetapi, jika sebuah perusahaan tidak memiliki seorang SME makan posisi ini dapat di outsource kan kepada tim developer sebagai vendor yang akan mengerjakan konten e-learning. Maka representasi perusahaan bisa jadi dari divisi HR atau learning development yang akan bertindak sebagai project manager yang akan me- supervisi pengerjaan e-learning sampai selesai.

Ketika materi sudah disiapkan oleh SME, maka kini tugas tim developer untuk menyusun materi tersebut menjadi sebuah skenario pembelajaran. Tim developer yang bertanggung jawab untuk mengubah sebuah materi tertulis menjadi lebih hidup dan menarik dengan penggunaan animasi, grafik dan suara agar user tidak bosan ketika mempelajari materi pelatihan tersebut. Tim developer akan menerapkan strategi-strategi pembelejaran seperti games, cerita, dan skenario menarik lainnya untuk membuat pembelajaran lebih menarik lagi. Fitur-fitur tersebut di susun dalam sebuah storyboard yang bertujuan untuk memvisualisasikan hasil akhir dari sebuah module e-learning agar dapat dipahami oleh para stakeholder seperti SME dan supervisor dari pihak klien. Setelah tim developer memeroleh approval dari klien maka pengerjaan dilanjutkan pada proses alpha, yaitu pengerjaan animasi dan merealisasikan semua rencana yang ada dalam storyboard kedalam menjadi file digital dengan menggunakan software authoring tools yang kompatibel dengan platform LMS yang digunakan. Penting untuk diketahui, setiap LMS memiliki karakteristiknya masing-masing. Bisa jadi file e-learning yang bekerja dengan baik pada satu LMS tidak dapat dibaca di LMS lain. Disini fungsi dari tim developer untuk menangani masalah tersebut.

Setelah sebuah module e-learning diselesaikan oleh tim developer, maka akan ditunjuk beberapa representasi dari end-user untuk melakukan User Acceptance Test (UAT) guna mengetahui apakah modul yang telah diselesaikan dapat diterima dengan baik oleh user atau tidak. Proses ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap risiko yang muncul jika terdapat error di dalam sebuah module atau materi yang disampaikan tidak tepat untuk target user. Proses ini dapat menjadi sebuah evaluasi terhadap serangkaian proses yang telah dikerjakan dari awal.

Penting bagi anda untuk mengetahui proses pengerjaan e-learning sebelum anda memulai untuk mencari jasa pembuatan e-learning. Sungguh sangat penting untuk menemukan vendor yang tepat yang dapat mendengarkan kebutuhan anda untuk mewujudkan kebutuhan training dalam perusahaan anda. Anda dapat mempertimbangkan baik tidaknya sebuah vendor e-learning dari portofolio yang pernah mereka kerjakan dari proyek-proyek sebelumnya dan bagaimana tanggapan klien terhadap jasa yang mereka tawarkan.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai suatu perubahan, terlebih jika perubahan tersebut mengajak anda kearah yang lebih baik. Perubahan teknologi yang masif menyeret kita untuk ikut terus berubah dan menyesuaikan diri terhadap kemajuan yang ada. Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam memahami jasa pembuatan e-learning dan dapat memilih langkah yang tepat.

Salam Sukses

Oktober 18, 2017

MENGAPA TRAINING DIBUTUHKAN DALAM SEBUAH PERUSAHAAN

Filed under: E-Learning — Kiswanto Wirjadikarta @ 8:19 am

MENGAPA TRAINING DIBUTUHKAN DALAM SEBUAH PERUSAHAAN

Rasanya semua orang setuju bahwa pendidikan yang layak dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan. Pendidikan yang layak juga selayaknya diberikan di dunia kerja melalui training-training yang berhubungan dengan unit kerja tersebut. Akan tetapi, bila kita berbicara mengenai biaya investasi yang dikeluarkan untuk training, maka banyak perusahaan yang berpikir ulang dan memilih mengalokasikan uang yang ada untuk produksi dan pemasaran.
Terutama saat kondisi keuangan di perusahaan sedang tidak baik, seringkali pelatihan ditempatkan pada prioritas akhir dalam perencanaan keuangan. Terlebih biaya training dalam konteks korporat dapat membebankan banyak biaya seperti biaya hotel, sewa tempat, konsumsi dan transportasi. Akan tetapi, ada beberapa alasan yang dapat menguatkan alasan mengapa training dibutuhkan dalam sebuah perusahaan.
1. Training dapat meningkatkan performa karyawan
Jika anda mengharapkan perusahaan yang anda pimpin melakukan lompatan besar dalam performanya, maka anda harus memulai dari Karyawan anda. Karyawan adalah aset yang paling berharga dalam sebauh perusahaan. Dengan meningkatkan mutu karyawan berarti perusahaan anda telah secara langsung meningkatkan kualitas mutu produk anda.
Pada hakikatnya, training yang tepat memastikan setiap karyawan di perusahaan memiliki keterampilan (skill) yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaannya. Tentu anda tidak ingin merekrut karyawan yang tidak mampu menyelesaikan tugas yang anda berikan, bukan?
2. Training menjembatani kesenjangan skill diantara karyawan
Sudah menjadi hal yang krusial dalam sebuah perusahaan untuk menjaga karyawan mereka tetap up to date terhadap perkembangan teknologi, khususnya teknologi yang berkaitan dengan bidang pekerjaan mereka. Jika setiap karyawan di perusahaan anda up to date atau melek teknologi, maka dapat dipastikan mereka membawa pengetahuan mereka dan training yang diperoleh untuk diaplikasikan ke bidang pekerjaan mereka. Training juga dapat meminimalisir risiko yang muncul sewaktu-waktu dan memastikan usaha anda tetap siap berkompetisi di tengah derasnya gempuran teknologi dan perubahan.

Dua uraian diatas dapat menambah kuat alasan mengapa trianing dibutuhkan di perusahaan. Jika kondisi keuangan di perusahaan sedang tidak baik, training dapat tetap dilaksanakan dengan pilihan alternatif lainnya. E-learning dapat menjadi sebuah solusi training saat keuangan diperusahaan sedang ketat. Ada banyak kelebihan e-learning yang dapat menunjang kebutuhan training diperusahaan anda yang bahkan memberi manfaat lebih banyak daripada training di dalam kelas.
Kabar baiknya anda tidak perlu menghabiskan banyak biaya untuk mengadakan sebuah training. Tidak perlu sewa hotel, sewa venue, sewa catering, dan lain-lain. Bahkan, peserta training dapat mengakses materi training kapan saja dan dimana saja. Peserta training dapat mengakses materi training tanpa harus meninggalkan pekerjaan mereka. Anda dapat memonitor penggunaan e-learning diantara karyawan melalui Learning Management System yang terintegrasi di dalam e-learning. Materi training pun dapat diakses berulang kali oleh karyawan.
Ada segudang manfaat e-learning lainnya yang dapat diperoleh jika anda mengaplikasikannya dalam perusahaan anda. Anda dapat mengkonsultasikan kebutuhan training dalam perusahaan anda pada penyedia jasa pembuatan e-learning seperti Diconic, dan kami akan memberikan solusi-solusi yang dapat diaplikasikan dalam perusahaan anda.

Oktober 12, 2017

5 Kekurangan Training di kelas yang dapat diselesaikan E-learning

Filed under: E-Learning — Kiswanto Wirjadikarta @ 5:20 am

5 Kekurangan Training di kelas yang dapat diselesaikan E-learning

Pernahkah anda menghadiri sebuah training yang diselenggarakan begitu hebat seperti, pembelajaran yang menyenangkan, banyak games yang menarik, pembicara yang begitu menginspirasi dan semua orang yang berada di dalam training terlibat dalam situasi yang begitu Fun. Mereka terinspirasi untuk melakukan suatu perubahan yang besar setelah training tersebut selesai dan menginjakkan kaki keluar dari arena training.

Akan tetapi, setelah training tersebut selesai, Anda kembali pada rutinitas normal anda, bekerja 8 jam sehari dan melakukan semua kegiatan anda seperti semula. Hingga suatu ketika, inspirasi untuk melakukan perubahan tersebut muncul kembali dan Anda menemukan kesulitan untuk mengumpulkan kembali semua informasi yang anda dapat dari training tersebut. Anda membuka kembali catatan-catatan Anda saat menghadiri pelatihan tersebut dan mengingat kembali satu per satu informasi yang anda peroleh tapi masih ada banyak lagi informasi yang terlewat, hingga akhirnya anda menyerah dan pasrah bila perubahan itu akan terjadi maka terjadilah.  Bisa jadi, Anda mengalami hal ini tidak hanya sekali, bukan?

Momen seperti diatas tentu dapat dihindari jika sebuah training telah mengaplikasikan e-learning atau mobile learning. E-learning memberikan banyak pilihan kepada peserta training untuk mengakses kembali informasi seputar training kapan saja dan dimana saja, tepat ketika informasi tersebut dibutuhkan. Adanya keterbatasan manusia untuk memanggil kembali informasi yang hanya satu kali disampaikan, membuat training di kelas mengalami beberapa hambatan. Mari kita kenali satu persatu hambatan training di kelas melalui uraian berikut.

  1. Ketersediaan di waktu yang tepat.

Program training di kelas tidak dapat diselenggarakan dalam waktu singkat, mengingat beberapa aspek perlu dipertimbangkan seperti ketersediaan trainer di waktu tersebut, tempat pelatihan, akomodasi, penginapan, dan lain lain. Kita belum berbicara berapa banyak biaya yang perlu disiapkan untuk menyelenggarakan training tersebut. Biaya tersebut bisa menjadi berkali lipat, bila adanya situasi mendesak dimana suatu pelatihan di kelas wajib diselenggarakan segera dalam waktu persiapan yang singkat.

Di sisi lain, E-Learning selalu bisa diakses oleh peserta training kapan saja dan dimana saja, 24 jam! Peserta training bahkan dapat mengakses e-Learning di waktu senggang mereka di rumah bersama keluarga. Tidak ada pihak yang direpotkan saat anda ingin mengakses e-Learning di tengah malam di akhir pekan. Rasanya kita perlu berterima kasih pada teknologi Cloud yang memudahkan akses e-Learning melalui smartphone anda, selama anda punya akses internet, atau anda bisa mendownload modul e-Learning yang diperlukan saat anda di kantor dan mengaksesnya dirumah.

  1. Durasi training yang panjang

Trainer biasanya telah merancang tujuan pembelajaran dalam sebuah training berikut estimasi durasi pelatihan yang baku, tidak hanya satu atau dua jam tapi bisa berlangsung sampai 2 bahkan 3 hari. Ada beberapa konsekuensi ketika kita diwajibkan menghadiri training sampai berhari-hari. Abaikan sejenak menginap di hotel dan makanan enak yang disajikan. Perlu kita ingat pekerjaan yang kita tinggal di kantor demi menghadiri pelatihan tersebut dan deadline pekerjaan yang sering tidak bisa diajak kompromi, terutama bila rutinitas pekerjaan kita berhubungan langsung dengan klien perusahaan.

E-Learning dapat memberikan solusi alternatif pada durasi pelatihan yang panjang. Materi pelatihan dapat dipecah menjadi beberapa submodule dengan durasi 15-20 menit per submodule, jadi setiap scene dalam sebuah submodule berdurasi antara 1-2 menit. Kami menyesuaikan dengan pendapat minimatters.com bahwa perhatian millenials mulai meredup pada menit ke 4 dan 5 saat menonton sebuah video.

  1. Kontekstualitas materi dan praktik di lapangan

Training di dalam kelas seringkali tidak kontekstual dengan kondisi pekerjaan peserta training. Praktik training konvensional di dalam kelas seringkali mengalami hambatan untuk mendatangkan real-life situation kepada para peserta sehingga manfaat training tidak dirasakan dengan maksimal. Bahkan untuk beberapa materi training yang bersifat hands-on activities, peserta seringkali gagal menerapkan langkah demi langkah dari sebuah prosedur yang diajarkan di kelas sesuai dengan instruksi yang diberikan. Hal ini terjadi karena tidak adanya kesempatan bagi peserta kembali untuk mengulang kembali pembelajaran yang telah disampaikan.

Di lain pihak, peserta dapat mengakses materi e-Learning berulang kali kapanpun sampai mereka benar-benar paham materi yang disampaikan tersebut. Terlebih e-learning dapat menerapkan berbagai strategi penyampaian informasi, salah satunya melalui video animasi yang dapat membuat materi simulasi menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Peserta training dapat mempause atau me-replay video tersebut sampai benar-benar paham. Ada beberapa strategi pembelajaran lainnya yang dapat membantu pemahaman peserta training agar dapat memahami konten training lebih baik lagi seperti modelling, role play dan simulasi form filling, dan lain-lain. Karena pada hakikatnya setiap manusia memiliki gaya pembelajaran yang berbeda-beda, Anda dapat memilih salah satu strategi pembelajaran yang mendukung pemahaman anda lebih baik lagi.

  1. Tantangan Geografis

Trainer terbaik dimuka bumi pasti memiliki keterbatasan dalam penyampaian materi trainingnya. Bayangkan jika anda mempersiapkan satu materi training kelas untuk 17 bahasa yang berbeda, di beberapa lokasi dan zona waktu yang berbeda. Tentu trainer akan kesulitan untuk mempersiapkan materi training dan menyesuaikan diri pada situasi training yang berbeda.

Dalam elearning, perbedaan bahasa adalah sesuatu hal yang dapat diatasi dengan gampang. Peserta dapat mengubah bahasa di dalam e-learning sesuai dengan kemampuan bahasa mereka sebagai native speaker dalam suatu bahasa atau sebagai second language speaker. Tim developer dapat mempersiapkan e-learning dalam berbagai pilihan bahasa sesuai dengan kebutuhan klien.

  1. Update Konten Training

Seorang trainer tentu memerlukan waktu untuk menyusun strategi pelatihan jika terdapat update konten training yang disampaikan. Oleh karena itu, training di kelas menjadi sangat ketergantungan terhadap trainer sebagai pusat informasi.

Akan tetapi, di elearning update konten dapat menjadi sebuah kemudahan yang ekstra. Trainer dapat mengupdate materi kapan saja dan dimana saja. Materi yang ditambahkan dapat dalam format apa saja seperti pdf, e-book, video, quiz dan lain sebagainya. Trainer dan peserta pun dapat saling mengupdate informasi melalui forum diskusi yang disediakan di dalam cloud lms.

 

Jika perusahaan anda kini tengah melakukan transisi dari training di kelas ke e-learning, anda dapat bertukar pengalaman anda merasakan kemudahan tersebut pada kolom komentar. Terima kasih.

 

Terinspirasi oleh Deepa Katambur dari commlabindia.com

« Newer PostsOlder Posts »

Powered by WordPress